Bagaimana Menentukan Tolak Ukur Nilai Sosial? (Penjelasan)

Bagaimana Tolok Ukur Nilai Sosial?

Hal-hal yang kalian ungkapkan pada kegiatan di atas merupakan nilai sosial yang menjadi acuan sikap dan tindakanmu. Namun, apakah hanya kalian yang meyakini hal tersebut? Jika mau bertanya kepada orang lain, dapat disimpulkan bahwa nilai tersebut bukan cita-cita dan harapan seorang individu saja, melainkan cita dan harapan yang dimiliki oleh orang lain pula.

Hal lain yang harus digarisbawahi adalah bahwa masyarakat bukanlah satu kesatuan utuh yang hanya memiliki acuan nilai sosial yang sama. Antara kelompok masyarakat yang satu dengan yang lain memiliki nilai sosial yang khas. Satu dengan yang lain tidak ada yang sama persis. Misalnya, semua orang berkeyakinan bahwa orang tua harus dihormati. Wujud penghormatan kepada orang tua antara lain berpamitan dan minta izin saat kalian akan berangkat sekolah. Nah, cara berpamitan pun ternyata beraneka ragam. Ada keluarga yang mengajari cara berpamitan dengan mencium tangan orang tua. Sedangkan pada keluarga lain, anak cukup bilang, ”Bu, saya berangkat sekolah,” sambil berlari keluar.

Menentukan Tolak Ukur Nilai Sosial

Jadi, nilai sosial hanya berlaku untuk suatu kelompok masyarakat tertentu. Ia berbeda dengan nilai sosial yang berlaku dalam kelompok masyarakat lain.

Bahkan, dalam satu kelompok masyarakat pun, mungkin terdapat perbedaan nilai sosial. Hal ini terjadi seiring dengan perkembangan zaman. Sesuatu yang dahulu dianggap baik, luhur, dan mulia, sekarang mungkin akan dianggap jelek. Demikian pula sebaliknya. Oleh karena itu, tolok ukur nilai sosial tidak statis tetapi senantiasa mengikuti perubahan yang terjadi dalam masyarakat.


Lantas, bagaimana mengukur nilai sosial?

Bagus, bila pertanyaan itu muncul dalam benakmu. Tidak diragukan lagi, kalian adalah pelajar kritis yang harus menggunakan daya nalar kalian untuk memecahkan berbagai persoalan yang ada di masyarakat.

Tolok ukur nilai sosial ditentukan dari kemanfaatan nilai itu bagi masyarakat. Bila masyarakat masih menganggap suatu nilai itu baik, maka nilai sosial itu akan tetap dipertahankan.

Sebagai contoh, saat ini perempuan bekerja di luar rumah sudah tidak dianggap sebagai sesuatu yang jelek dan menyalahi kodrat.

Salah satu alasannya karena desakan ekonomi keluarga sehingga banyak perempuan bekerja di luar rumah. Peran perempuan tidak hanya sebatas menjadi ibu rumah tangga. Dia bisa menopang kebutuhan ekonomi keluarga. Oleh karena pandangan masyarakat mulai berubah, nilai sosial pun berubah. Dalam hal ini, perempuan yang hanya berperan di rumah dipandang sudah tidak lagi fungsional.


Tolak ukur nilai sosial, yaitu daya guna fungsional suatu nilai dan kesungguhan penghargaan, penerimaan, atau pengakuan yang diberikan oleh seluruh atau sebagian besar masyarakat terhadap nilai sosial tersebut.

Disebut daya guna fungsional, sebab setiap objek dihargai menurut fungsinya dalam struktur dan sistem masyarakat yang bersangkutan. Jadi, penghargaan yang diberikan berbeda-beda, tergantung pada besar kecilnya fungsi. Presiden mendapat nilai sosial lebih tinggi daripada menteri sebab fungsi presiden dinilai lebih tinggi daripada fungsi menteri. Candi Borobudur dan Candi Mendut mendapat nilai sosial yang berbeda. Candi Borobudur dihargai lebih tinggi sebab dinilai mempunyai nilai sosiokultural yang lebih besar daripada Candi Mendut, Borobudur dikenal orang di seluruh dunia.

Dari kehidupan sehari-hari ternyata masyarakat terus berubah. Oleh karena itu, tidak ada tolak ukur nilai yang bersifat kekal yang ada dan dapat dibuat hanyalah tolak ukur sementara. Supaya tolak ukur nilai menjadi bersifat tetap, harus dipenuhi 2 syarat sebagai berikut.

  1. Penghargaan itu harus diberikan dan disetujui oleh seluruh atau sebagian besar anggota masyarakat, jadi bukan didasarkan atas keinginan penilaian individu.
  2. tolak ukur itu harus diterima sungguh-sungguh oleh minimal sebagian besar masyarakat.

Penghargaan dan kesungguhan penerimaan itu harus diketahui dan diukur berdasarkan kuantitas dan kualitas, pengorbanan yang dilakukan masyarakat. Untuk mempertahankan kelestarian tolak ukur itu, juga harus ada sanksi yang dikenakan apabila ada yang melanggar kesepakatan bersama. Di samping itu manusia juga dapat mengetahui intensitas penerimaan itu dari luapan emosi masyarakat, apabila ada tindakan yang akan menghancurkan.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Bagaimana Menentukan Tolak Ukur Nilai Sosial? (Penjelasan)"

Posting Komentar