Arti Ghibah/Menggunjing | Contoh Ghibah, Penyebab Ghibah, & Ayat Hadits tentang Ghibah

Ghibah atau menggunjing adalah membicarakan aib atau keburukan orang di depan orang lain. Mendengarkan orang yang sedang ghibah dengan sikap kagum dan menyetujui apa yang dikatakannya, maka hukumnya adalah sama dengan ghibah.

Arti Ghibah/Menggunjing | Contoh Ghibah, Penyebab Ghibah, & Ayat Hadits tentang Ghibah

Arti Ghibah

Ghibah artinya menyampaikan sesuatu yang terjadi pada seseorang yang jika orang yang dibicarakan tersebut mendengarnya akan merasa tidak suka. Mungkin karena menyampaikan kekurangan pada fisik, akhlak, keturunan, ucapan, dan perbuatan. Ghibah disebut juga dengan menggunjing.

Mengapa ghibah tidak boleh dilakukan?

Ghibah berarti suka membicarakan keburukan orang lain. Meskipun yang dibicarakan adalah benar, bukan berarti kita boleh menyampaikannya semau sendiri. Terlebih jika hal itu merupakan berita buruk, mestinya segera dicegah agar tidak menyebar kepada khalayak. Mengapa? Dengan berita tersebut, reputasi orang yang digunjing tadi pasti akan jatuh. Ia merasa tidak nyaman karena yang diketahui orang lain tentang dirinya hanyalah perbuatan buruknya. Ia pun menjadi sulit untuk menjalin hubungan dengan orang lain karena tidak lagi dihargai. Terlebih hingga muncul dampak yang lebih luas, yaitu menjadi akar penyebab terputusnya silaturahmi di antara kita.


Contoh Perilaku Ghibah

Contoh ghibah pertama:

Saat ulangan harian dilaksanakan, rupanya Ani kurang persiapan. Merasa ada kesempatan ia mencontek buku catatan. Peristiwa itu ternyata diketahui oleh Ria yang duduk di bangku belakang Ani. Pada beberapa kesempatan, kejadian itu, oleh Ria selalu diceritakan kepada teman-temannya, baik pada saat di kantin, ketika bercengkerama di halaman sekolah, maupun pada saat-saat lain. Akibatnya, teman satu kelas pun jadi tahu semua. Malu dan kesal berkecamuk dalam hati Ani karena ulah Ria

Contoh perilaku ghibah kedua

Dalam agama Islam, ghibah termasuk perilaku yang tercela dan dilarang. Gibah termasuk perbuatan tercela yang memakan kebaikan, mendatangkan keburukan, serta membuang-buang waktu secara sia-sia. Ghibah biasanya dalam bentuk membicarakan orang lain dengan hal yang tidak disenanginya bila ia mengetahuinya, baik kekurangan yang ada pada badan, nasab, tabiat, ucapan maupun agama hingga pada pakaian, rumah atau harta miliknya yang lain. Menyebut kekurangannya yang ada pada badan seperti mengatakan ia pendek, hitam, kurus, dan sebagainya. Atau pada agamanya seperti mengatakan ia pembohong, fasik, munafik dan lain-lain.

Kadang orang melakukan ghibah dengan cara pujian dengan mengatakan,”Betapa baik orang itu, tidak pernah meninggalkan kewajibannya. Namun sayang, ia mempunyai perangai seperti kita, kurang sabar.” Ia menyebut juga dirinya dengan maksud mencela orang lain dan mengisyaratkan dirinya termasuk golongan orangorang saleh yang selalu menjaga diri dari ghibah. Bentuk ghibah yang lain misalnya mengucapkan,”Saya kasihan terhadap teman kita yang selalu diremehkan ini. Saya berdoa kepada Allah agar dia tidak lagi diremehkan.” Ucapan semacam ini bukanlah doa. Jika ia menginginkan doa untuknya, tentu ia akan mendoakannya dalam kesendiriannya dan tidak mengatakan semacam itu.


Penyebab Ghibah

Banyak alasan yang menyebabkan seseorang berbuat ghibah. Di antara penyebabnya sebagai berikut.


  1. Dendam di dalam hati. Bermula dari rasa dendam, seseorang tidak sadar akan menyampaikan kemarahannya pada saatsaat tertentu.
  2. Mendukung atau menyesuaikan pembicaraan orang lain. Biasanya, ketika berkumpul bersama orang lain kita suka berbasa-basi dan berusaha menyesuaikan diri dengan tema pembicaraan yang sedang dibahas. Oleh karena merasa satu kepedulian, jika orang di sekitar membenci pada sosok yang dicela, kadang kita juga berusaha untuk turut mencelanya.
  3. Kekhawatiran akan dicela oleh orang lain sehingga perlu lebih dahulu untuk mencelanya agar mendapatkan dukungan orang lain.
  4. Hendak menunjukkan kelebihan diri sendiri dengan mengejek orang lain. Misalnya, seorang anak bernama Marwan berkata, ”Bacaan Al-Qur’an Sani jelek. Ia tidak pantas menjadi pembaca Al-Qur’an pada acara nanti. Saya lebih baik darinya.” Ungkapan ini dapat dipahami bahwa kemampuan Marwan dalam membaca Al-Qur’annya lebih baik daripada Sani. Mungkin Marwan berharap dapat mengganti peran Sani.
  5. Rasa dengki atas kesuksesan yang telah diraih orang lain. Dengki adalah penyakit hati yang ditunjukkan dengan perasaan benci kepada orang lain karena mendapatkan prestasi. Sanjungan, penghargaan, dan pujian diharapkan segera hilang dari orang tersebut.
  6. Sekadar bersenda gurau. Mungkin karena berharap ingin mengisi waktu luang kita lebih suka membicarakan kejelekan orang lain. Tujuannya bervariasi, dapat sebagai lelucon semata, bisa juga karena merasa ujub atau berbangga diri.


Ghibah yang diperbolehkan

Akan tetapi, dengan alasan tertentu, ada ghibah yang diperbolehkan. Ghibah yang diperbolehkan antara lain karena:

  1. Orang yang dizalimi boleh menceritakan kepada hakim tentang kezaliman yang dilakukan terhadapnya.
  2. Meminta pertolongan untuk mengubah kemungkaran dengan menceritakan kepada orang yang mampu mengubah kemungkaran menjadi kebenaran.
  3. Bercerita kepada seorang mufti/ahli untuk meminta fatwa.
  4. Memperingatkan kaum muslimin dari kejahatan seseorang.


Ayat Al-Quran dan Hadits tentang Ghibah

Larangan Ghibah dalam surah al-Hujurat ayat 12

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِّنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ ۖ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَب بَّعْضُكُم بَعْضًا ۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَن يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَّحِيمٌ 

Artinya: "Dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain. Dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik." (Q.S. al-Hujurat [49]:12)

Tentu sangat menjijikkan makan daging bangkai, terutama bangkai manusia, terlebih lagi saudara kita sendiri. Ghibah sangat menjijikkan sehingga sudah sepantasnya untuk dijauhi dan ditinggalkan. Balasan bagi orang-orang yang suka ghibah, seperti diceritakan oleh Rasulullah saw., adalah di akhirat nanti mereka akan menjadi kaum yang mencakar wajah dan dada mereka sendiri dengan kuku mereka yang terbuat dari tembaga.


Sabda Rasulullah dalam Hadits tentang Ghibah

Hadis Rasulullah yang artinya:
Dari Abu Hurairah r.a. katanya Rasulullah saw bersabda: "Tahukah kalian apakah gibah itu? Mereka menjawab: Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui". Beliau bersabda: Gibah, yaitu engkau menyebut saudaramu dengan sesuatu yang dibencinya". Ditanyakan, bagaimana jika yang aku katakan itu (memang) terdapat pada saudaraku?

Beliau menjawab: "Jika apa yang kamu katakan terdapat pada saudaramu maka kamu telah menggunjingnya (melakukan gibah) dan jika ia tidak terdapat padanya maka engkau telah berdusta atasnya." (H.R. Muslim, Sahih Muslim, IV:2219)


Cara Taubat dari Perilaku Ghibah

Apabila kita menggunjing harus segera bertaubat. Cara bertaubat dari ghibah sebagai berikut.

Dengan cara menyesali perbuatan tersebut dan bertekad untuk tidak lagi mengulanginya.
Bila ghibah telah terdengar pada orang yang bersangkutan, maka dia harus mengemukakan alasan dan meminta maaf.

Cara Menghindari / Mencegah Ghibah

Ghibah merupakan perilaku tercela. Oleh karenanya tentu mempunyai akibat negatif yang ditimbulkan. Ghibah adalah akhlak tercela yang dilarang oleh Allah swt. sebagaimana firman-Nya dalam surah al-Hujurat ayat 12 diatas.
Cara menghindari perilaku ghibah atau menggunjing tersebut adalah sebagai berikut.

Menyadari bahwa Allah swt membenci terhadap orang yang menggunjing.
Mengingat bahwa kita juga memiliki kekurangan karena tidak ada seorang pun yang tidak memiliki cela atau aib.

Ghibah memiliki dampak yang sangat berbahaya. Allah swt. melarang hamba-Nya menggunjing. Larangan menggunjing membuktikan bahwa Islam menganjurkan umatnya agar menjaga lisan. Betapa banyak perselisihan terjadi disebabkan oleh berita yang tidak benar. Ketenteraman terusik karena perbuatan ghibah.

Kejahatan yang disebabkan oleh ghibah sungguh menyakitkan. Korbannya akan terluka dan merasa dirugikan. Bahkan, rasa sakitnya diibaratkan dengan memakan daging saudaranya yang masih hidup. Pelaku ghibah juga akan terjebak pada perbuatan tercela semisal ujub dan takabur. Oleh karena itu, setiap tindakan yang berpotensi menimbulkan sikap ghibah, baik hati, pikiran, ucapan, maupun sikap harus dijauhi.

Banyak cara yang dapat dilakukan untuk menghindari ghibah. Kita dapat menghentikan pembicaraan ketika pembicaraan tersebut mengarah pada perbuatan ghibah. Selanjutnya, berzikir dan beristigfar guna memohon ampun dan perlindungan Allah swt. Selain itu, kita dapat menghindari pembicaraan yang terlalu lama. Pembicaraan yang terlalu lama dapat mengarah pada ghibah.

Cara lain yang dapat dilakukan adalah tidak berkumpul dengan orang-orang yang memiliki kebiasaan ghibah. Dengan berusaha untuk menghindari perilaku gibah kita berharap terhindar dari murka Allah swt.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Arti Ghibah/Menggunjing | Contoh Ghibah, Penyebab Ghibah, & Ayat Hadits tentang Ghibah"

Posting Komentar