Pengertian Iman Kepada Allah, Ayat Tentang Allah, Tanda-Tanda Kebesaran Allah, dan Meningkatkan Iman Kepada Allah

Pengertian Iman kepada Allah SWT
    Iman secara bahasa berarti percaya atau yakin. Secara istilah, iman berarti membenarkan dalam hati, mengucapkan dengan lisan, dan membuktikan dengan amal perbuatan. Berdasarkan pengertian ini, iman kepada Allah Swt dapat diartikan dengan meyakini dalam hati bahwa Allah Swt ada (wujud) dengan segala sifat, nama, kekuasaan, keagungan, dan kesempurnaan-Nya.
Keyakinan ini diikuti pula dengan ikrar lisan dan amal perbuatan secara nyata. Orang yang beriman disebut mukmin (Ensiklopedi Islam. 1994. Halaman 208).

Pengertian Iman Kepada Allah, Ayat Tentang Allah, Tanda-Tanda Kebesaran Allah, dan Meningkatkan Iman Kepada Allah

Seseorang yang meyakini Allah Swt sebagai Tuhannya, ia setiap saat menyadari bahwa segala sesuatu yang dikerjakannya pasti diketahui oleh Allah Swt Dengan demikian, orang tersebut selalu berusaha agar yang ia kerjakan mendapatkan keridaan di sisi-Nya. Hal ini karena keimanan kepada Allah Swt harus meliputi tiga unsur, yaitu keyakinan dalam hati, ikrar dengan lisan, dan pembuktian dengan anggota badan. Jika ada seseorang yang hanya meyakini dalam hati terhadap keberadaan Allah Swt, tetapi tidak membuktikannya dengan amal perbuatan serta ikrar dengan lisan, berarti keimanannya belum sempurna. Ketiga unsur keimanan tersebut memang harus terpadu tanpa bisa dipisahkan.
Berikut ini dalil-dalil dalam Al-Qur’an yang menjelaskan tentang keesaan Allah Swt dan anjuran untuk beriman kepada-Nya.
قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ (١
اللَّهُ الصَّمَدُ (٢
لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ (٣
وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ (٤
Artinya: Katakanlah (Muhammad), ”Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah tempat meminta segala sesuatu. (Allah) tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia.” (Q.S. al-Ikhlas. [112]:1–4)
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا آمِنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَالْكِتَابِ الَّذِي نَزَّلَ عَلَىٰ رَسُولِهِ وَالْكِتَابِ الَّذِي أَنزَلَ مِن قَبْلُ ۚ وَمَن يَكْفُرْ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا بَعِيدًا 
Artinya: Wahai orang-orang yang beriman! Tetaplah beriman kepada Allah dan rasul-Nya (Muhammad) dan kepada Kitab (Al-Qur’an) yang diturunkan kepada rasul-Nya, serta kitab yang diturunkan sebelumnya. Barang siapa ingkar kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sungguh, orang itu telah tersesat sangat jauh. (Q.S. an-Nisa [4]:136)
Hadist Tentang Rukun Iman Kepada Allah SWT
    Iman kepada Allah Swt juga merupakan rukun iman yang pertama dan utama.
Umar bin Khattab menjelaskan bahwa Rasulullah saw. pernah bersabda, ”Iman ialah bahwa engkau beriman kepada Allah Swt, kepada malaikat-Nya, kepada kitab-kitab-Nya, kepada rasul-rasul-Nya, kepada hari kiamat, kepada qadar yang baik dan yang buruk.” (H.R. Muslim).
Berdasarkan hadis tersebut, sebelum kita mengimani kepada yang lain, harus memiliki keteguhan iman kepada Allah Swt Allah Swt adalah Tuhan yang menciptakan, mengadakan, dan menghancurkan ciptaanNya. Kita sebagai makhluk-Nya harus beribadah kepada Allah Swt tanpa menyekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun.

Penjelasan Ayat-Ayat Al-Qur’an tentang Allah SWT
    Untuk memahami adanya Allah Swt dapat kita lakukan dengan dua cara. Pertama, dengan memperhatikan firman Allah Swt secara langsung, yaitu melalui ayat-ayat Al-Quran (ayat qauliyah). Kedua, dengan memperhatikan peristiwa yang terjadi di alam ini (ayat kauniyah). Sifat-sifat Allah Swt sebagaimana juga nama-nama-Nya, dalam Al-Qur’an banyak sekali disebutkan. (Ensiklopedi Islam 1. 1994. Halaman 125).
    Dalam Al-Qur’an dijelaskan dengan terang bahwa Allah Swt adalah Tuhan yang wajib diimani oleh makhluk-Nya. Untuk menumbuhkan keimanan, tentu kita perlu mengenal Allah Swt Agar mengetahui tentang Allah Swt secara tepat, harus mengacu pada dua sumber utama, yaitu Al-Qur’an dan hadis Rasulullah saw. Penjelasan tentang Allah Swt dalam Al-Qur’an ditunjukkan dengan menyebutkan nama dan sifat-Nya. Misalnya, Allah Swt adalah Maha Mendengar, Maha Melihat, Maha Menghidupkan dan Mematikan, serta Yang bersemayam di atas ‘Arys. Dengan cara ini akal kita mampu memahami keberadaan Allah Swt Kita semakin yakin bahwa Allah Swt pasti ada. Akan tetapi, kita tidak perlu memikirkan bentuk atau ukuran Allah Swt Al-Qur’an menyatakan bahwa tidak ada yang serupa dengan Allah Swt.
فَاطِرُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۚ جَعَلَ لَكُم مِّنْ أَنفُسِكُمْ أَزْوَاجًا وَمِنَ الْأَنْعَامِ أَزْوَاجًا ۖ يَذْرَؤُكُمْ فِيهِ ۚ لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ ۖ وَهُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ
Artinya: (Allah) Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu pasangan-pasangan dari jenis kamu sendiri, dan dari jenis hewan ternak pasangan-pasangan (juga). Dijadikan-Nya kamu berkembang biak dengan jalan itu. Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia. Dan Dia Yang Maha Mendengar, Maha Melihat. (Q.S. asy-Syura [42]:11)
    Ayat di atas menjelaskan bahwa tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia. Dengan penjelasan ini dapat dipahami bahwa apa saja yang tergambar dalam benak kita tentang Allah Swt, Allah Swt tidak demikian. Wujud Allah Swt tidak seperti yang kita bayangkan.

Tanda-Tanda Adanya Kebesaran Allah SWT di Alam Semesta
Pernahkah kita membaca Surah ar-Rahman (surah ke-55) beserta artinya?
Pada ayat ke-37 kita akan menemukan ayat berikut ini.
فَإِذَا انشَقَّتِ السَّمَاءُ فَكَانَتْ وَرْدَةً كَالدِّهَانِ 
Artinya: Maka apabila langit telah terbelah dan menjadi merah mawar seperti (kilauan) minyak. (Q.S. ar-Rahman [55]: 37)
Dalam waktu lama manusia tidak memahami apa yang dimaksud dengan langit terbelah dan menjadi merah mawar seperti kilauan minyak. Sepintas hal ini tampak sebagai keindahan bahasa semata. Tetapi, Al-Qur’an bukanlah hanya deretan kata-kata indah tanpa makna. Apa yang terkandung di dalamnya adalah firman Allah SWT.
    Setelah ratusan tahun wahyu Al-Qur’an turun dan tak ada yang mengerti makna ayat ini, maka ketika teleskop hubble, sebagai teleskop tercanggih ditemukan, dan para ilmuwan mengamati langit dengan teleskop itu, terungkaplah kebenaran Al-Qur’an sebagai firman Allah. Para ilmuwan menangkap dengan teleskop tersebut apa yang disebut sebagai ledakan mawar. Sebuah tampilan visual di langit, yang apabila ditangkap mata pada saat sekarang, hal itu berarti telah terjadi ribuan tahun yang lalu.
Tanda-Tanda Adanya Kebesaran Allah di Alam Semesta - Ledakan Mawar
Tertangkapnya objek ini telah membuktikan bahwa ayat di atas adalah benar berasal dari Allah, firman Allah yang disampaikan melalui Nabi Muhammad saw dalam bentuk kitab suci Al-Qur’an. Sebab, tidak mungkin seorang manusia mengarang satu ayat berisi peristiwa yang pada saat Al-Qur’an diturunkan, sekitar tahun 610 M, tidak dapat dijangkau oleh ilmu pengetahuan pada saat itu.

Bukalah kembali buku-buku sejarah ilmu pengetahuan. Kita akan mengerti bahwa pada tahun ketika wahyu Al-Qur’an turun, peradaban dunia masih berada dalam perkembangan yang sangat awal. Dan baru pada saat sekaranglah, ketika teleskop hubble ditemukan, ayat tersebut terungkap kebenarannya. Maka tak mungkin seorang manusia yang menulis ayat tersebut. Pastilah ayat tersebut berasal dari Allah. Itulah salah satu tanda akan kebenaran adanya Allah dengan kekuasaan yang tak terbatas. Belajarlah dengan sungguh-sungguh, agar kita dapat berperan dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang akan mengungkapkan kebenaran dan kekuasaan Allah.


Cara Meningkatkan Iman kepada Allah SWT
    Setelah memahami pengertian iman kepada Allah SWT, ayat, dan tanda-tanda adanya Allah melalui fenomena alam sekitar, apakah iman kita telah bertambah? Seorang muslim yang beriman kepada Allah adalah ia yang membenarkan keberadaan Allah, meyakini bahwa Allah adalah pencipta langit dan bumi, Maha Mengetahui perkara yang nyata dan gaib, Rabb atas segala sesuatu, tidak ada yang pantas disembah selain Allah, yang memiliki sifat sempurna dan tidak memiliki kekurangan (Al-Jaza’iri, 2009:3).
Untuk meningkatkan iman kepada Allah SWT, kits dapat menempuh langkah-langkah:
  1. mempelajari dan merenungkan kebenaran ayat-ayat Al-Qur’an;
  2. memerhatikan tanda-tanda kebesaran Allah melalui fenomena alam semesta;
  3. mempelajari ilmu pengetahuan.

Seorang muslim yang beriman kepada Allah memiliki sifat-sifat dan perilaku tertentu. Beberapa sifat dan perilaku orang yang beriman kepada Allah antara lain:
  1. selalu merasakan kehadiran Allah;
  2. selalu berserah diri kepada Allah;
  3. melaksanakan perintah Allah serta menjauhi larangannya.

Perilaku tersebut tumbuh seiring dengan meningkatnya iman. Ketika iman telah bertambah maka tak perlu diperintahkan untuk berbuat demikian, kita akan melakukannya dengan senang hati. (Sumber ref: Buku PAI)

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Pengertian Iman Kepada Allah, Ayat Tentang Allah, Tanda-Tanda Kebesaran Allah, dan Meningkatkan Iman Kepada Allah"

Posting Komentar